0
On this Article
Home  ›  Menulis Berita  ›  Sudut Pandang

Sudut Pandang dalam Menulis Berita, Pentingkah?

ILUSTRASI

Sebelum mulai menulis, hal yang pertama yang harus diketahui, yakni menentukan sudut pandang atau angle berita. 


Istilah lain dari angle berita, yakni news peg (pasak berita) atau news hook (pengait berita).


Mengapa penting? Agar tulisan kita fokus pada informasi yang penting mengenai peristiwa yang kita liput. 


Tak hanya fokus pada informasi yang penting, dengan sudut pandang itulah karya jurnalistik kita menghasilkan suatu hal yang berbeda, tidak umum, dan tentu menarik.


Misalnya, dalam peristiwa kebakaran. Tak dapat dipungkiri, banyak jurnalis hanya fokus pada statistik jumlah rumah yang hancur dan kronologi peristiwa, seorang jurnalis yang berbakat dapat menghadirkan sudut pandang yang berbeda dan menggugah sisi kemanusiaan. 


Nah, dengan kreativitas dan ketajaman kita dalam melihat peristiwa, tentu menghasilkan sudut pandang yang berbeda pula. 


Misalnya, dalam musibah kebakaran, seorang jurnalis yang berada di lokasi kejadian terlebih dahulu mencari data terkait musibah itu. Mewancarai korban yang selamat, saksi mata, hingga petugas pemadam kebakaran, dan aparat kepolisian. 


Saat di lokasi kejadian itulah, jurnalis yang kreatif harus memanfaatkan semua inderanya dan tidak berpuas diri dengan data dan hasil wawancara yang sudah diperolehnya. Tentu dibutuhkan kejelian dalam menentukan sudut pandang atau angle berita. 


Boleh jadi, dalam peristiwa itu, kita dapat menyertakan detail-detail kecil yang dapat membuat pembaca merasa terlibat secara emosional.


Misalnya, membuat tulisan tentang seorang warga yang menyelamatkan kucing peliharaannya di dalam kandang di tengah api yang sedang berkobar di rumahnya. 


Aksi heroik warga yang menyelamatkan kucing peliharannya tersebut, tentu menarik. "Sudut Pandang" kita yang berbeda dalam melaporkan peristiwa itu, membuat pembaca kita ingin mengetahui lebih lanjut terkait peristiwa tersebut.


Kita juga dapat mencari korban yang selamat, barangkali ada cerita atau sisi lain yang diungkapkannya. Apakah ia sedang terlelap tidur dan mendengarkan teriakan warga, sehingga ia terbangun dan berusaha menyelamatkan dua anaknya yang sedang tertidur pulas di tengah kobaran api yang sudah membakar rumah tetangganya. 


Memang tidaklah mudah, dibutuhkan kesabaran tentunya dalam mengorek informasi yang lebih jauh. Tak hanya itu, dibutuhkan pula empati kita terhadap korban. 


Dalam sejumlah liputan, saya merasakan sendiri pentingnya tidak hanya menyampaikan fakta, tapi juga merangkul sisi kemanusiaan di balik berita. Reportase dalam musibah, mengajarkan saya pentingnya menggabungkan empati dalam liputan. (*)

Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share
Additional JS