Tiga Korban Kebakaran Meninggal Berturut-turut di Jam 5
Hasna saat ditemui di kediamannya |
Hasna, (53), merasakan duka yang mendalam. Betapa tidak, tiga hari berturut-turut, ia kehilangan tiga keluarganya. Ketiganya pun meninggal di jam yang sama. Jam Lima.
******
Salat isya baru saja usai, Minggu malam, 7 Januari. Demikian pula hujan telah reda, setelah mengguyur sedari siang.
Hasna, warga Jalan Baji Pamai 5 Lorong II, Kelurahan Tamparang Keke, Kecamatan Mamajang, baru saja tiba di rumahnya, setelah mengantar jenazah adiknya di Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto.
Ia kehilangan adik kandungnya, Ahmadi Daeng Rola, (51), ipar, Ma'ma (31), serta kemanakannya, Putra, (2). Sebelumnya, ketiganya menjadi korban kebakaran di kamar indekosnya di Jalan Bontoduri VII Lorong I, Kelurahan Pabaeng-baeng, Kecamatan Tamalate, Jumat, 5 Januari, sekira pukul 06.30 Wita.
Disambangi di kediamannya di rumah semi permanen ukuran kurang lebih enam kali empat meter yang berada di lorong kecil itu, ia tampak kelelahan. Ada dua koyo lengket di pelipis kiri dan kanannya.
Dia menceritakan, kemanakannya setelah mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Bhayangkara, meninggal pada Jumat sore pada jam lima.
Sedangkan iparnya meninggal pada Sabtu sore pada jam lima. Terakhir, Minggu, 7 januari, adik kandungnya meninggal subuh pada jam lima. "Adik dan ipar saya, sempat mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Wahidin. Ketiganya meninggal pada jam lima dan dikuburkan di Jeneponto,"beber Hasna.
Hasna mengaku tidak memiliki firasat apa pun terkait kepergian ketiga keluarganya itu. Bahkan, cerita dia, pada malam pergantian tahun, ia masih sempat bersama dengan adik dan iparnya itu.
Malam jelang pergantian tahun, kata Hasna, mendiang adik itu sempat membawanya menuju ke anjungan Pantai Losari dengan bentornya. "Saya sama istri dan anaknya dibawa pakai bentor oleh adik saya (mendiang Ahmadi Daeng Rola, red). Tetapi hingga di Jalan Rajawali, karena macet terpaksa tidak jadi ke anjungan,"bebernya.
Kahar Daeng Rimba, 35, anak Hasna, menjelaskan, pamannya sebelumnya menetap bersama istrinya di Baji Pamai, tetapi beberapa bulan terakhir memilih indekos di Jalan Bontoduri.
Sebelumnya, Ketua RW X, Kelurahan Pabaeng-baeng, Suhardi Genot, menjelaskan, saat itu dirinya sedang menonton televisi. Tiba-tiba terdengar ledakan disertai getaran tanah di rumahnya. Tak berselang lama, sejumlah warga berteriak kebakaran.
Suhardi pun keluar dari rumahnya ke lokasi kebakaran yang berjarak kurang lebih 30 meter dari rumahnya. Saat tiba itulah, cerita Suhardi, api sudah mengepung di dalam kamar indekos korban yang berukuran 2 kali 2,5 meter itu.
Dia menceritakan, di tengah kobaran api disertai kepulan asap, Ahmadi Daeng Rola, (51) dan Ma'ma (51) berhasil keluar dari kamar dengan kondisi mengalami luka bakar. Namun, pasutri itu lupa anaknya masih berada di dalam kamar.
"Ahmadi yang kesehariannya penarik bentor itu kemudian masuk ke dalam kamar dan menerobos kobaran api untuk menolong anaknya yang masih terlelap tidur di atas kasur,"beber Suhardi.
Suhardi menjelaskan, ketiga korban kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar untuk mendapatkan penanganan medis. "Ketiganya mengalami luka yang cukup parah,"jelasnya.
Sementara itu, Lurah Pabaeng-baeng, Abdul Rauf Edje, menjelaskan, dari keterangan sejumlah saksi mata, diduga kebakaran itu disebabkan kebocoran tabung gas, saat Ma'ma hendak memasak nasi. (*)