Si Fudin, Kaset Kusut, dan Keunikannya
Andi Rafiuddin Kamaruddin, namanya bukan sekadar rangkaian huruf. Sosok sahabat saya ini memiliki keunikan yang membuatnya seperti barang antik yang menggoda perhatian.
Izinkan saya mengulik lebih dalam tentang Fudin, panggilan akrabnya. Pria yang dulunya meramaikan gelombang udara sebagai penyiar di Radio Atlanta FM di kawasan Jalan Macan, Kota Makassar.
Waktu itu, studio kami belum dijejali dengan perangkat komputer canggih. Pencarian lagu pun masih manual dengan melibatkan kaset dan pita tape.
Bayangkan saja, saat pendengar setia memesan lagu favorit, kami harus dengan sigap menggali di antara ratusan kaset, mencari lagu yang diinginkan.
Proses ini tak hanya menguji kecekatan, tapi juga kejelian karena kadang-kadang lagu yang dicari bisa terlewatkan, dan seringkali pita kaset berbelit-belit.
Namun, di balik kerumitan itu, tersembunyi hikmah-hikmah berharga. Kami tidak hanya mengetahui lagu-lagu hits dari sebuah album, tetapi juga terbuka untuk mengeksplorasi lagu-lagu lainnya.
Beda saat ini, di mana sebagian besar penyiar cenderung hanya mengenal lagu-lagu hits tanpa menyentuh yang lain. Semua karena kemudahan mencari dengan instan.
Kelebihan lainnya, para penyiar jaman dulu lebih mahir menghafal lirik-lirik lagu.
Kenapa?
Karena teks lirik selalu ada di dalam kaset. Beda dengan sekarang, di mana banyak penyiar hanya mengandalkan kecepatan pencarian tanpa perlu hafal lirik.
Nah, sekarang kita fokus ke Fudin. Apa sih yang membuat pria berumur kepala tiga ini begitu unik?
Salah satu hal yang membuatnya istimewa adalah keinginannya untuk selalu mengingat tanggal kelahiran teman-temannya, termasuk saya. Bahkan, ada suatu waktu ketika kesibukan membuat saya lupa akan ulang tahun saya sendiri.
Tiba-tiba, pesan singkat muncul di ponsel saya. "Selamat ulang tahun, Bro," begitu kurang lebih bunyi pesannya.
Fudin tetap ingat, dalam keriuhan aktivitasnya, ia masih menyisihkan waktu untuk hal-hal kecil yang membuat orang lain merasa istimewa.