Memoar Perjalanan.
Perjalanan yang melelahkan, namun rasa lelah tersebut, terbayarkan dengan kepuasaan dapat mengunjungi Jazirah selatan di pulau Sulawesi, Kabupaten Selayar. Aku yang senang dengan petualangan, berkesempatan tuk mengunjunginya. Banyak cerita serta pengalaman yang terukir dari ruang ingatanku pada perjalanan menuju Kabupaten yang di jejali pulau eksotis nan indah itu.Kepuasan tersendiri jika dapat mengunjungi suatu daerah yang belum pernah Aku kunjungi. Rasa penasaran akan cerita orang-orang tentang Selayar yang kental nuansa keindahan laut, dan cerita mistisnya. Tidak itu saja, Kabupaten ini juga terkenal dengan Taka Bonerate-nya, salah satu Pulau yang berada di kabupaten selayar yang menyimpan pesona alam bawah lautnya.
Sebagai salah satu tujuan wisatawan baik asing maupun lokal tuk sekedar menikmati keindahan Pantai dan alam bawah laut Kabupaten yang terkenal dengan Pesona karang lautnya.
Pengalaman dengan konvoi Sepeda Motor menuju Tana Doang, -Sebutan lain dari Selayar, Karena kabupaten yang mempunyai banyak Pulau tersebut berbentuk Udang (Dalam bahasa Makassar Doang berarti Udang)-, sungguh mengasyikkan. Kami dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Gowa raya akan mengadakan Basic Training perdana pada Cabang Persiapan Selayar. Saya ikut bagian dari rombongan tersebut, menggunakan 7 kendaraan Roda dua, masing-masing berboncengan sehingga kami semua berjumlah 14 Orang.
Disepakati base camp yang terletak di Depan kampus UIN Alauddin Makassar, Café Balita, sebagai titik pertemuan kami. Satu demi satu anggota rombongan pun berdatangan. Mereka sudah siap dengan segala perlengkapannya, tas ransel di penuhi pakaian serta perlengkapan mandi.
Pun, kami memulai perjalanan, diperbatasan Kota Makassar dan Kab. Gowa, rombongan sempat terhenti akibat operasi rutin(sweaping) lalu lintas Aparat Polsekta Tamalate, Makassar. Untunglah rombongan kami melengkapi sejumlah surat kendaraannya. Sehingga perjalanan kami lanjutkan kembali.
“Selamat Datang Di Kabupaten Gowa Bersejarah”, kalimat yang terpampang di pintu gerbang perbatasan Makassar dan Gowa, menyambut kami memasuki Kabupaten yang terkenal dengan sejarah kerajaan Gowanya.
Gong Naraka |
Melewati hembusan angin malam yang menusuk hingga melewati pori-pori kulit, dengan kecepatan maximal 60 km/Perjam, motor kami pun ibarat semut yang saling berentetan satu sama yang lainnya. Salah satu anggota rombongan mengambil kendali sebagai pemandu jalan, hal ini disebabkan sejumlah jalan trans Sulawesi tersebut, mengalami lubang yang cukup parah. Rekan kami, memberikan peringatan dengan melambaikan tangan jika ada lubang, sehingga kami selalu waspada untuk menghindari lubng yang mengangah.
Memasuki Kabupaten Jeneponto, yang terkenal dengan Coto Kudanya serta penghasil garam, di kabupaten inilah melewati jalan yang cukup panjang nan melelahkan, tidak hanya itu, lekukan jalan membuat adrenalin kami semakin berdetak kencang ditambah lagi cerita orang, kerap kali terjadi kasus kriminal yakni penghadangan oleh sejumlah orang yang tak dikenal untuk meminta uang kepada pengendara di malam hari di kabupaten tersebut, tetapi syukurlah kami tidak mengalaminya, seperti cerita orang-orang yang kerap mengalami kejadian tersebut.
Ditunggu resolusi tahun 2011 nya :-)
BalasHapus