Menyusuri Perjalanan Panjang Menuju Selayar, Surga Tersembunyi di Sulawesi Selatan
5 min read
![]() |
https://tntakabonerate.com/id/ |
Awal Perjalanan dari Makassar
Perjalanan panjang menuju Kabupaten Selayar saya mulai dari Makassar bersama rombongan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Gowa Raya. Kami berangkat menggunakan tujuh sepeda motor , masing-masing berboncengan, sehingga jumlah kami genap 14 orang.
Titik kumpul berada di Café Balita, depan kampus UIN Alauddin Makassar. Tas ransel penuh pakaian dan perlengkapan mandi sudah siap, sementara semangat petualangan semakin membara.
Begitu melewati perbatasan Makassar–Gowa, rombongan sempat menghentikan aparat kepolisian untuk memeriksa surat kendaraan. Untunglah semuanya lengkap, sehingga perjalanan bisa dilanjutkan tanpa hambatan berarti.
Menyusuri Gowa, Takalar, dan Jeneponto
“Selamat Datang di Kabupaten Gowa Bersejarah,” tulisan besar di pintu gerbang Gowa seolah memberi semangat tambahan.
Kabupaten ini memang terkenal dengan sejarah kerajaan Gowa yang melegenda.
Lepas dari Gowa, perjalanan berlanjut ke Kabupaten Takalar , daerah yang dikenal sebagai lumbung jagung Sulawesi Selatan .
Tepat tengah malam, kami beristirahat di warung jagung bakar di Mangara Bombang. Hangatnya jagung rebus dan teh manis terasa nikmat, mengalahkan dinginnya angin malam.
Setelah itu rombongan melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Jeneponto. Jalanan panjang berliku membuat adrenalin terpacu, apalagi daerah ini sering diceritakan rawan aksi kriminal di malam hari. Syukurlah, perjalanan kami aman tanpa gangguan.
Persinggahan di Bulukumba
Kabupaten berikutnya adalah Bulukumba, yang terkenal sebagai tanah kelahiran kapal Pinisi.
Tak salah jika daerah ini dijuluki Butta Panrita Lopi atau tanah para ahli perahu.
Bulukumba juga menjadi pintu gerbang Selayar karena terdapat Pelabuhan Bira menuju wilayah ini.
Di sela perjalanan memastikan, kami sempat berhenti sejenak untuk kondisi motor tetap prima. Bulukumba memang menjadi titik penting, karena petualangannya akan dilanjutkan melalui jalur laut.
Menyeberangi Selat Selayar
Dini hari, rombongan tiba di Pelabuhan Bira. Dari sini, kapal feri membawa kami melintasi lautan menuju Selayar. Ombak malam cukup beriak, namun langit penuh bintang menjadi hiburan tersendiri.
Beberapa dari kami memilih tidur, sementara yang lain menikmati semilir angin laut dengan penuh rasa syukur.
Perjalanan laut ini seakan menjadi transisi yang memisahkan daratan Sulawesi dengan pulau-pulau eksotis di ujung selatan.
Akhirnya, Tiba di Tana Doang
Saat fajar mulai menyingsing, pemandangan pulau-pulau kecil yang bertebaran di Selayar terlihat dari kejauhan. Rasa lelah selama perjalanan panjang terbayar lunas kompilasi Tana Doang —julukan untuk Selayar—menyambut dengan pesona alamnya.Kabupaten Selayar diketahui memiliki:
-
Pantai berpasir putih dengan air laut sebening kristal
-
Taman Nasional Taka Bonerate , surga bawah laut kelas dunia
-
Pulau-pulau kecil yang eksotis , sebagian besar masih alami
Refleksi Perjalanan
Bagi saya, perjalanan ke Selayar bukan hanya tentang mencapai tujuan akhir, melainkan juga tentang menghargai setiap proses perjalanan .
Dari Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bulukumba, hingga akhirnya Selayar, semuanya menghadirkan cerita yang tak terlupakan.
Kebersamaan rombongan, semangat konvoi motor, hingga pengalaman menyeberang lautan, semuanya menjadi bagian dari kisah indah menuju surga tersembunyi di selatan Sulawesi.