Pelaku Pembunuhan Belum Tertangkap
- Polisi Intensifkan Pemeriksaan Saksi Kunci
WATAMPONE,FAJAR--Pemeriksaan saksi mata, Syamsiar, 25 tahun, kian diintensifkan. Pemeriksaan itu, untuk mendalami motif pembunuhan Abdul Rahman , 32 tahun, warga Jalan Desa Bila, Kecamatan Amali, yang tewas dibunuh di Kampung Bulucina, Desa Teamusu, Kecamatan Ulaweng, Minggu malam, 25 Agustus lalu.
Syamsiar menjadi saksi kunci dalam kasus ini. Pasalnya, saat kejadian , yang bersangkutan bersama korban di atas kendaraan Daihatsu Green Max saat berhenti di salah satu perkebunan warga di lokasi kejadian.
Pemeriksaan terhadap saksi kunci itu masih dilakukan penyidik di Polsek Ulaweng. Apalagi, saat korban dianiaya oleh pelaku yang berujung pembunuhan itu, saksi mata disuruh meninggalkan lokasi kejadian oleh pelaku yang diduga lebih dari satu orang itu.
Syamsiar yang saat itu bersama anaknya yang masih berumur sekitar dua tahun, disuruh meninggalkan lokasi kejadian, langsung mencari perlindungan di salah satu rumah warga di desa itu.
Kepala Desa Teamusu, Andi Edi Parawansyah, membenarkan hal itu. Informasi yang diperolehnya, setelah pelaku menyuruh pergi perempuan (Syamsiar, red) yang bersama korban saat kejadian, yang bersangkutan mencari perlindungan di salah satu rumah warga.
Informasi lainnya yang berkembang, kata dia, korban yang mengendarai mobil, diduga sudah dibuntuti pelaku yang mengendarai sepeda motor, sebelum berada di lokasi kejadian."Pelakunya sudah membuntuti korban sebelumnya dan mendatangi korban yang berada di atas mobil bersama perempuan itu, (Syamsiar, red), saat mobil itu berhenti,"jelasnya, saat dikonfirmasi Rabu, 28 Agustus.
Tak hanya itu, ada dugaan baik korban dan Syamsiar menjalin hubungan asmara. Apalagi, kata dia, mereka berada di atas mobil di salah satu kebun yang sepi. Di atas kendaraan korban, kata dia, ditemukan sejumlah pakaian. milik perempuan yang menemaninya saat itu.
Dia juga membenarkan, bahwa korban pernah memperistri salah seorang warganya dan berdomisili di desanya. Namun, baik korban dan istrinya itu kini sudah bercerai. "Mereka sudah bercerai, dan istri yang diceraikannya itu kini menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Arab Saudi,"jelasnya.
Sementara itu, informasi yang dihimpun dan berkembang di masyarakat, dengan ditemukannya sejumlah pakaian dari Syamsiar di atas mobil, disinyalir korban dan Syamsiar hendak kawin lari.
Syamsiar yang merupakan warga Kecamatan Sibulue itu saat ini sedang pisah ranjang dengan suaminya yang berdasarkan informasi menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Bone, AKP Ali Tahir, saat ditanyakan mengapa saksi mata saat penganiayaan yang berujung kematian Abdul Rahman itu, disuruh meninggalkan lokasi. Ali Tahir mengatakan, berdasarkan keterangan saksi saat diperiksa, kemungkinan pelaku yang jumlahnya lebih dari satu orang itu merasa kasihan dengan saksi tersebut. "Kemungkinan para pelaku kasihan terhadap Syamsiar, karena yang bersangkutan membawa anaknya yang masih berumur dua tahun, sehingga dibiarkan meninggalkan lokasi kejadian,"jelas dia.
Sementara itu, disinggung soal dugaan apakah pelakunya merupakan keluarga saksi atau keluarga dari suami saksi, apalagi penganiayaan yang berujung kematian itu, karena baik korban dan saksi didatangi pelaku, saat mereka berada di atas mobil di salah satu kebun yang sunyi. Ali Tahir mengatakan, terkait dugaan itu belum bisa mengarah ke sana. Apalagi, tambah Ali Tahir, pelaku yang dicurigai sudah diidentifikasi.
Hanya saja, jelasnya, petugas saat ini masih melakukan pengejaran terhadap mereka yang dicurigai sebagai pelaku yang berdasarkan informasi sudah bersembunyi di lokasi yang sulit di akses."Pelakunya saat ini sedang dalam pengejaran terhadap mereka yang dicurigai sebagai pelakunya. Pelakunya diduga bersembunyi di suatu tempat yang sulit disentuh, karena persembunyian pelakunya berada di atas pengunungan yang memiliki banyak kebun,"jelasnya. (eds)
WATAMPONE,FAJAR--Pemeriksaan saksi mata, Syamsiar, 25 tahun, kian diintensifkan. Pemeriksaan itu, untuk mendalami motif pembunuhan Abdul Rahman , 32 tahun, warga Jalan Desa Bila, Kecamatan Amali, yang tewas dibunuh di Kampung Bulucina, Desa Teamusu, Kecamatan Ulaweng, Minggu malam, 25 Agustus lalu.
Syamsiar menjadi saksi kunci dalam kasus ini. Pasalnya, saat kejadian , yang bersangkutan bersama korban di atas kendaraan Daihatsu Green Max saat berhenti di salah satu perkebunan warga di lokasi kejadian.
Pemeriksaan terhadap saksi kunci itu masih dilakukan penyidik di Polsek Ulaweng. Apalagi, saat korban dianiaya oleh pelaku yang berujung pembunuhan itu, saksi mata disuruh meninggalkan lokasi kejadian oleh pelaku yang diduga lebih dari satu orang itu.
Syamsiar yang saat itu bersama anaknya yang masih berumur sekitar dua tahun, disuruh meninggalkan lokasi kejadian, langsung mencari perlindungan di salah satu rumah warga di desa itu.
Kepala Desa Teamusu, Andi Edi Parawansyah, membenarkan hal itu. Informasi yang diperolehnya, setelah pelaku menyuruh pergi perempuan (Syamsiar, red) yang bersama korban saat kejadian, yang bersangkutan mencari perlindungan di salah satu rumah warga.
Informasi lainnya yang berkembang, kata dia, korban yang mengendarai mobil, diduga sudah dibuntuti pelaku yang mengendarai sepeda motor, sebelum berada di lokasi kejadian."Pelakunya sudah membuntuti korban sebelumnya dan mendatangi korban yang berada di atas mobil bersama perempuan itu, (Syamsiar, red), saat mobil itu berhenti,"jelasnya, saat dikonfirmasi Rabu, 28 Agustus.
Tak hanya itu, ada dugaan baik korban dan Syamsiar menjalin hubungan asmara. Apalagi, kata dia, mereka berada di atas mobil di salah satu kebun yang sepi. Di atas kendaraan korban, kata dia, ditemukan sejumlah pakaian. milik perempuan yang menemaninya saat itu.
Dia juga membenarkan, bahwa korban pernah memperistri salah seorang warganya dan berdomisili di desanya. Namun, baik korban dan istrinya itu kini sudah bercerai. "Mereka sudah bercerai, dan istri yang diceraikannya itu kini menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Arab Saudi,"jelasnya.
Sementara itu, informasi yang dihimpun dan berkembang di masyarakat, dengan ditemukannya sejumlah pakaian dari Syamsiar di atas mobil, disinyalir korban dan Syamsiar hendak kawin lari.
Syamsiar yang merupakan warga Kecamatan Sibulue itu saat ini sedang pisah ranjang dengan suaminya yang berdasarkan informasi menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Bone, AKP Ali Tahir, saat ditanyakan mengapa saksi mata saat penganiayaan yang berujung kematian Abdul Rahman itu, disuruh meninggalkan lokasi. Ali Tahir mengatakan, berdasarkan keterangan saksi saat diperiksa, kemungkinan pelaku yang jumlahnya lebih dari satu orang itu merasa kasihan dengan saksi tersebut. "Kemungkinan para pelaku kasihan terhadap Syamsiar, karena yang bersangkutan membawa anaknya yang masih berumur dua tahun, sehingga dibiarkan meninggalkan lokasi kejadian,"jelas dia.
Sementara itu, disinggung soal dugaan apakah pelakunya merupakan keluarga saksi atau keluarga dari suami saksi, apalagi penganiayaan yang berujung kematian itu, karena baik korban dan saksi didatangi pelaku, saat mereka berada di atas mobil di salah satu kebun yang sunyi. Ali Tahir mengatakan, terkait dugaan itu belum bisa mengarah ke sana. Apalagi, tambah Ali Tahir, pelaku yang dicurigai sudah diidentifikasi.
Hanya saja, jelasnya, petugas saat ini masih melakukan pengejaran terhadap mereka yang dicurigai sebagai pelaku yang berdasarkan informasi sudah bersembunyi di lokasi yang sulit di akses."Pelakunya saat ini sedang dalam pengejaran terhadap mereka yang dicurigai sebagai pelakunya. Pelakunya diduga bersembunyi di suatu tempat yang sulit disentuh, karena persembunyian pelakunya berada di atas pengunungan yang memiliki banyak kebun,"jelasnya. (eds)