Geliat Prostitusi di Jalan Nusantara Makassar
Ilustrasi/internet. |
Musik hot remix dengan dentuman keras mengalun memekikkan telinga. Saat itu, waktu masih menunjukkan pukul 22.00 wita.
Sementara itu, sejumlah perempuan dengan dandanan yang seronok berjejer di sofa, ada sekira tiga jejer sofa yang didesain posisinya agar para pengunjung dapat melihat dengan mudah mereka yang duduk di sofa itu. Tampak sebagian dari mereka, memegang sebatang rokok di tangannya dan saling bercanda satu sama lainnya.
Cahaya lampu silih berganti berkelip dan mengikuti irama musik, pengunjung pun larut dalam dentuman musik remix dan pengaruh minuman keras yang diteguknya.
Suasana inilah yang dapat anda temui di sejumlah kawasan Tempat Hiburan Malam (THM) di Jalan Nusantara, Makassar. Penulis pun mencoba menelusuri geliat kehidupan malam di Jalan Nusantara tersebut.
Penulis berada di salah satu THM tersebut. Di dalam THM penulis duduk di salah satu sofa yang telah disiapkan. Salah seorang pegawai di THM melihat kedatangan penulis, ia pun menghampiri. Ia mulai menawarkan wanita yang duduk dan berjejer di hadapan penulis." Silahkan di pilih,"ujarnya, sembari mempromosikan beberapa wanita yang sedang duduk di sofa di hadapan penulis.
Salah satu dari mereka, akhirnya menjadi pilihan. Setelah membayar di kasir, penulis dan wanita yang penulis pilih sebelumnya, menuju kamar yang berada di lantai dasar. Di dalam kamar, penulis dan wanita tersebut memperkenalkan asal daerahnya. Suasana di malam itu pun cair dengan sejumlah pertanyaan yang penulis ajukan kepadanya.
Pertanyaan penulis pun dijawabnya, terkait mengapa ia bekerja di THM Tersebut. Ia pun menjawab, menjalani kehidupan sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) bukan menjadi pilihannya, tetapi bagi Melati, sebut saja demikian, bergelut sebagai PSK itu merupakan desakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dirinya serta anak-anaknya.
Melati sendiri, sepeninggal cerai suaminya memilih untuk menjadi single parent dan menghidupi kedua anaknya. Ia pun meninggalkan Pulau Jawa dan mengadu nasib sebagai PSK di salah satu THM di Jalan Nusantara, Makassar.
Melati mengaku, anaknya yang ditinggalkan dan dirawat oleh ibunya, tidak mengetahui pekerjaan yang dilakoninya saat ini. Anaknya, jelas Melati, hanya mengetahui pekerjaan dirinya di Makassar sebagai seorang pedagang. Ia pun terpaksa berbohong, agar pekerjaan yang digelutinya tidak diketahui oleh kedua anaknya.
Matanya menerawang jauh, seolah mengingat kenangan dan perjalanan waktu yang sudah dilaluinya. Dia berjanji, jika suatu waktu dirinya akan berhenti bergelut di dunia pelacuran. "Keinginan berubah tentu ada dalam diri saya,"jelasnya kepada penulis.
Alasan ekonomi, kata dia, menjadi alasan utama dirinya bekerja sebagai PSK. Apalagi, ada dua anaknya yang harus dibiayainya.