0
On this Article
Home  ›  Tidak Ada Kategori

Kondisi Bayi Penderita Hidrosefalus, Orang Tua Butuh Uluran Tangan Dermawan





SIANG yang terik, usai salat Jumat, 2 Juni. Saya yang mengendarai motor butut terus mencari alamat indekos orangtua bayi Ahmad Romansyah,  penderita hidrosefalus.

Beberapa kali memberhentikan motor bututku dan bertanya kepada sejumlah warga. Namun, tak satu pun yang mengetahuinya.

Tiba-tiba, rekan sejawatku yang juga mendapatkan tugas meliput,  menghubungiku dan memberikan petunjuk arah indekos yang di maksud. Tiba di indekos tersebut, ayah Ahmad, Yusri, menunggu kedatangan kami.

Ia kemudian menemui kami yang berada di depan indekos yang ditumpanginya selama ini. Yusri kemudian mempersilakan kami untuk masuk ke kamar indekos bernomor tiga. Ada 13 indekos di sana.

Lisna Asnawir, 28, sedang mengayunkan bayinya, Ahmad Romansyah, di atas kelambu berwarna merah jambu saat kami mendatangi bayi penderita  Hidrosefalus di salah satu indekos di Jalan Salodong, Kelurahan Untia, Kecamatan Biringkanaya.

Sesekali Ahmad menangis. Tidak ada ekspresi senyum di wajah bayi yang berusia 10 bulan itu, selain tatapan tajam. Lisna berusaha menenangkan bayinya  dengan mengayunkan  alat ayun, sesekali menepuk pantat anaknya.

Lisna kemudian mengeluarkan anaknya itu dari dalam kelambu. Ahmad kembali menangis. Sembari duduk, dia menggendong anaknya itu. Kakak Ahmad, Nurfaisah yang berumur dua tahun,  tanpa mengenakan baju mendekati ibunya, lantas mencium adiknya tersebut, tangisan Ahmad kian menjadi-jadi.

Saya sedih  menyaksikan kondisi Ahmad. Mataku sembab. Namun, saya berusaha menahan tangisku. "Betapa berat penderitaan bayi ini,"gumamku dalam hati.

Yusri duduk bersila di depanku.  Ia tampak sedih. Namun, ia berharap kesembuhan anaknya. Kepala Ahmad berbeda dengan bayi pada umumnya, pasca dioperasi di RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo,  kepalanya hingga di atas hidungnya berbentuk kubangan.

 "Sudah dioperasi 20 hari lalu, awalnya kepalanya membesar. Setelah dioperasi cairannya disedot dan kepalanya sudah mengecil, tetapi berbentuk kubangan," beber Yusri, 37, ayah Ahmad Romansyah.

Orangtua Ahmad Romansyah yang merupakan warga Dusun Pandoso, Desa Padang Lambe, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu, selama tiga bulan mereka menumpang di indekos adiknya. Di indekos dengan luas kurang lebih 3 x 4 meter itu, Yusri dan istrinya, serta dua anaknya itu, menumpang sementara.

Yusri menceritakan, saat istrinya mengandung Ahmad, itu berlangsung normal. Sama seperti kehamilan sebelumnya. Saat istrinya melahirkan, anaknya lahir secara normal dan belum mengetahui anaknya tersebut menderita Hidrosefalus .

Ahmad dilahirkan di kediaman pasangan Yusri dan Lisna dengan bantuan bidan setempat. "Pada waktu Ahmad lahir itu normal, tetapi lembek. Seiring perjalanan waktu, kepalanya kian membesar hampir kayak helm,"bebernya.

Saat dilakukan pemeriksaan di puskesmas itulah, orangtua Ahmad baru mengetahui kalau anak bungsu dari empat bersaudara tersebut  menderita Hidrosefalus.

Selama tiga bulan belakangan, kata Yusri,  anak bungsunya itu terus menjalani pengobatan. Setelah menjalani operasi bulan lalu, rencananya pada pertengahan Juni ini  kondisi anaknya akan kembali dicek  dan selanjutnya akan dioperasi kembali.

Yusri mengaku bersyukur, kendati anaknya itu tidak dapat  merespons orang di sekitarnya, tapi anak bungsunya itu bisa selamat. Menurut Yusri, tipis harapan anaknya itu dapat berbicara normal nantinya, karena otaknya sudah mengecil dipenuhi cairan. "Berdoa saja semoga panjang umur, biar tidak bisa bicara yang penting  bersyukur anakku bisa selamat,"jelas petani ini.

Sementara itu, Lisna menjelaskan, anaknya tersebut sulit tidur. Paling lama, kata dia, dalam sehari Ahmad hanya tidur nyenyak selama tiga jam saja. Terkadang, tambah dia, dia harus tidur sembari duduk memangku bayi laki-lakinya itu agar dapat tenang dan tidak menangis. "Anak saya ini suka menangis,"bebernya.


Kendati biaya pengobatan dan penanganan medis bayinya itu ditanggung jaminan sosial kesehatan, namun Lisna  mengharapkan uluran tangan para dermawan. "Berharap bantuan untuk biaya hidup selama di Makassar, termasuk untuk membeli bubur dan susu bayi, serta  popok anaknya itu,"ujarnya.

*******

Bagi Anda yang ingin membantu,  dapat menghubungi orangtua Ahmad, Yusri via ponsel : 085299684047. 
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share
Additional JS