0
On this Article
Home  ›  Berita

Lima Tewas Tertimpa Rangka Baja Proyek Hanggar Kalibrasi

MAKASSAR,FAJAR---Lima tewas dan 14 pekerja  mengalami luka-luka dalam insiden robohnya rangka dudukan atap bagian tengah proyek pengerjaan pembangunan hanggar balai besar kalibrasi  milik Kementerian Perhubungan Dirjen Hubda Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah V Makassar, sekira pukul 09.28 wita. Senin, 9 Maret.

Belasan pekerja yang mengalami luka-luka mendapatkan penanganan medis di sejumlah rumah sakit, yaitu Rumah Sakit (RS) TNI AU dr Dody Sarjoto, Dr Wahidin Sudirohusodo, dan RS Daya.
 

Informasi yang dihimpun FAJAR, proyek anggaran APBN ini dikerjakan PT Lience Romauli Raya dan PT.Nur Jaya Nusantara yang mulai dikerjakan 2014 lalu dan ditargetkan akan rampung tahun ini.

Pantauan FAJAR di RS TNI AU dr Dody Sarjoto, siang kemarin,  ada sekitar enam pekerja yang mendapatkan penanganan medis di rumah sakit tersebut. Rata-rata para pekerja mengalami luka lecet pada sejumlah bagian tubuhnya.Enam pekerja itu, Yakob Jumair Dajo,34 tahun, Zulkarnaen, 46 tahun, Ali Syafei ,25 tahun,  Kasturi, 55 tahun, Faris, 21 tahun, serta Antonius Neneng, 25 tahun. (Selengkapnya lihat grafis untuk korban insiden ini).

Diduga insiden pembangunan proyek hanggar di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin yang menewaskan lima pekerja tersebut, akibat beban rangka dudukan atap hanggar tersebut tidak dapat ditopang oleh tiang penyangga   sehingga sejumlah tiang penyangga miring dan mengakibatkan rangka dudukan tersebut  ambruk dan menimpa sejumlah pekerja.


Dugaan penyangga rangka tidak dapat menahan beban untuk menopang dudukan atap , itu  diperkuat kesaksian  beberapa pekerja yang juga menjadi korban dalam peristiwa nahas tersebut,  karena pada saat mereka ia mendengar suara sangat  besar terkait ambruknya dudukan atap di bagian tengah di saat sejumlah rangka dudukan dikerjakan.

"Kemungkinan tiang penyangga tidak dapat menahan beban dudukan atap, sehingga tiang penyangga itu miring dan mengakibatkan dudukan atap ambruk di bagian tengah. Apalagi saat itu rangka baja untuk dudukan sedang dilakukan pemasangan,"kata Kasturi, salah seorang pekerja asal Demak, Jawa Tengah ini.



Menurut Kasturi,   sekitar ratusan pekerja sedang bekerja saat peristiwa nahas tersebut terjadi. Para pekerja  berasal dari pelbagai daerah, antara lain dari Jakarta,  Surabaya, dan  Flores. Umumnya, kata dia, korban yang meninggal dunia berada pada di bagian tengah  proyek pembangunan hanggar yang ambruk.

Dia merinci, lebar proyek hanggar tersebut sekitar 90 meter dengan tinggi tiang penyangga 16 meter dengan jarak antara tiang penyangga satu dengan yang lainnya sekitar 5 meter. Ada 22 tiang penyangga, masing-masing 11 penyangga di bagian kiri dan kanan.

Senada korban lainnya, Yakub menjelaskan, saat itu rangka dudukan ditarik untuk ditempatkan ke atas dengan menggunakan alat. Tapi, tak lama berselang rangka penyangga miring dan rangka dudukan atap pun ambruk ke bagian tengah. "Tiba-tiba saja rangka dudukan ambruk,"kata Yakub.


Humas Kantor Otoritas Bandara Wilayah V Makassar, Tamarjaya menjelaskan, saat peristiwa nahas itu memang sedang dilakukan pengerjaan rangka atap hanggar dengan konstruksi baja. Lokasi pengerjaan proyek ini berada di ujung landasan Bandara Internasional Sulhas,  di dekat Kampung Pao-pao, Kecamatan Mandai, Maros. Ditanyakan daya tampung untuk hanggar tersebut, Tamarjaya merinci dapat menampung dua pesawat jenis  Howker.

Jumlah korban, rinci Tamarjaya, sebanyak 5 pekerja proyek meninggal dunia, dua  diantaranya meninggal di lokasi kejadian dan tiga lainnya meninggal di rumah sakit.


Menurutnya, proyek pembangunan hanggar tersebut berasal dari APBN dan terkait insiden ini pihaknya masih melakukan evaluasi. Namun, saat ditanyakan anggaran proyek itu, Tamarjaya enggan berkomentar banyak."Pengerjaan proyek ini yaitu 2014 dan target penyelesaiannya memang tahun ini. Kalau terkait anggarannya, itu ada tim teknis, apalagi ini proyek Kementerian Perhubungan,"jelasnya.


Sementara itu,Project Manager lapangan proyek tersebutn, Tiku Kombong, dikonfirmasi terkait insiden tersebut, enggan berkomentar banyak. "Saya sedang sibuk mengurus administrasi para korban di rumah sakit,"ungkapnya saat dihubungi melalui ponselnya.

Terpisah, Kapolres Maros, AKBP CF Hotman Sirait menjelaskan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait insiden yang menewaskan lima pekerja tersebut. Fakta kejadian dikatakan sebagai kecelakaan kerja, penyebabnya masih dalam penyelidikan.

Pihaknya juga, tambah Kapolres Maros, akan selidiki unsur kelalaian oleh yang bertanggungjawab pada proyek ini terhadap SOP pekerjaan. Tak hanya itu, pihaknya juga akan meminta keterangan saksi ahli, apalagi ini pengerjaan konstruki baja dan beton.
 

Terkait adanya dugaan penyimpangan proyek ini, Kapolres  Maros menjelaskan, menunggu tahapan apakah  volume pekerjaan itu sudah sesuai bestek atau tidak."Kita lihat sop dengan pengawasan di lapangan, jika SOP tidak terpenuhi seperti ketahanan  konstruksi, maka diperlukan pemeriksaan oleh labfor dandikonsultasikan kepada saksi ahli,"jelasnya. (eds)
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share
Additional JS