Home  ›  Tidak Ada Kategori

Andi Fahsar Antara Kisah dan Harapan

Edy Arsyad 3 min read
* Edy Arsyad.


Sosoknya sederhana yang kerap dihiasi senyum, menjadi ciri khas tersendiri bagi Bupati Bone terpilih Andi Baso Fahsar Mahding  Padjalangi, yang kerap disapa dengan panggilan "Puang Baso".

Sosok satu ini dapat menjadi tauladan baik tutur kata maupun tingkah laku kesehariannya.  Ada yang berkesan selama penulis sendiri berhubungan
dengan yang bersangkutan selaku salah seorang kandidat calon bupati
Bone saat itu.

Ia tak muluk-muluk dalam berkata, justru dalam hal perbincangan ia lebih banyak menyimak perbincangan orang di dekatnya, akan tetapi jika ia dimintai tanggapan terkait perbincangan itu, Andi Fahsar dengan
gaya bahasa yang runut dan solutif, pun memberikan tanggapan.

Menurut hemat penulis, Andi Fahsar merupakan sosok pemikir yang memiliki segudang ide yang dibingkainya dalam paradigma pemikiran yang progresif, yaitu sebuah cara berpikir yang  mengedepankan solusi dalam penyelesaian suatu permasalahan yang  dalam konteks filosofi dan budaya masyarakat Bone, pemikiran yang progersif yang dimiliki Andi Fahsar mengandung nilai Patiroang atau berpikir solutif.

Demikian halnya dengan sikapnya yang ditunjukkan  dalam forum resmi maupun di luar forum
resmi, yang bersangkutan dapat menerima pendapat maupun gagasan orang lain, yang tidak serta merta menganggap apa yang menjadi gagasannya yang paling benar (Claim Truth).

Hal itu pula penulis rasakan, saat sejumlah awak media lainnya, termasuk penulis, berada di salah satu
warung kopi (warkop), kebetulan saat itu pula Andi Fahsar dengan sejumlah tim pemenangannya berada di warkop tersebut.

Andi Fahsar dan sejumlah jurnalis pun bertukar pikiran. Dalam perbincangan tersebut, ia meminta tanggapan sejumlah jurnalis terkait perkembangan politik jelang pemilihan calon bupati dan wakil bupati Bone saat itu.

Penulis sendiri berkesempatan untuk bertukar pikiran dengan Andi Fahsar. Menurutnya, hasil tukar pikiran itulah, yang dijadikan masukan buat dirinya. Sikap terbuka dan menerima pandangan orang lain dalam konteks filosofi masyarakat Bone disebut "Assipetanngareng". Nilai filosofi inilah yang dimiliki suami dari Hajjah Kurniati ini.

Pernah suatu ketika, mobil Andi Fahsar dan  rombongan timnya melintas, kebetulan saat itu penulis berada di atas kendaraan sepeda motor dan berpapasan di pemberhentian trafick light. Ia dengan senyum khasnya, membuka kaca jendela mobilnya, dan menyapa penulis. Ia pun memanggil nama penulis dan mempertanyakan kabar. Sikap yang ramah kepada siapa saja, dan semoga sikap ini tetap abadi walaupun yang bersangkutan sudah menjadi Bupati Bone.

Tidaklah sulit menghubungi Andi Fahsar baik secara langsung maupun via ponselnya.  Pasalnya, selama  yang bersangkutan tidak sibuk, yakinlah dia akan mengangkat ponselnya.

Hal itulah yang penulis rasakan saat beberapa kali menghubunginya untuk melakukan wawancara dengannya.
Ia pun  menjawab setiap pertanyaan yang diajukan penulis dengan kalimat yang runut dan solutif.

Kedekatan dengan Andi Fahsar masyarakat, tidaklah diragukan lagi. Setiap mengunjungi konstituennya di sejumlah wilayah di Kabupaten Bone. Antusias masyarakat begitu besar, bahkan mereka berebutan untuk dapat mengabadikan kedatangan Andi Fahsar tersebut. Puang Baso bak selebritis.

Demikian pula, saat yang bersangkutan berorasi dengan penuh semangat dan kalimat yang membangkitkan semangat yang  mendengarkannya. Sungguh, kemampuan retorika Puang Baso sangat  memukau pendengarnya.

Namun, di balik itu semua, yang bersangkutan juga memiliki rasa humor yang tinggi. Apalagi ia menceritakan sejumlah pengalamannya yang kerap mengundang tawa sejumlah orang yang mendengarkan ceritanya. Sosoknya  dapat mencairkan suasana.

Sekadar Mengingatkan.

Perolehan suara pasangan calon bupati dan wakil bupati Bone, Andi Fahsar M Padjalangi- Ambo Dalle (Tafa'dal) dalam pemilihan calon bupati dan wakil bupati Bone periode 2013-2014 begitu mencengankan. Bahkan pasangan tersebut memperoleh suara tertinggi dari 6 pasangan lainnya.

Perolehan suara itu, tentu menjadi harapan masyarakat Bone untuk sebuah perubahan di Bumi Arung Palakka yang lebih baik lagi ke depannya. Penulis sebagai Jurnalis melihat langsung antusias
masyarakat yang menaruh harapan kepada pasangan usungan Partai Golkar ini sebagai harapan baru untuk Kabupaten Bone ke depannya.

Dalam setiap kampanyenya, pasangan ini berjanji menciptakan pemerintahan yang baik (Good Goverment), baik dari tata kelola pemerintahan, keuangan daerah, dan mental dari aparat pemerintah di daerah itu sendiri.

Tentu saja, masyarakat masih mengingat sejumlah program-program lainnya yang menjadi jualan pasangan ini dalam setiap kampanyenya.

Bahkan, Andi Fahsar M Padjalangi, saat berkampanye terbukanya mengklaim hanya pasangannya yang berani menjual programnya, diantara dana intensif bagi setiap desa, membuka lapangan pekerjaan, pendidikan dan kesehatan gratis berkualitas, serta pupuk murah, mudah, dan merata.

Dan saat pasangan ini menjalankan pemerintahannya, agar dalam menentukan pejabat yang membantunya, agar mengutamakan yang benar-benar memiliki keahlian dan kemampuan sesuai dengan bidang yang diamanahkannya  dan berani untuk meneken fakta integritas sebagai pejabat,  untuk tidak melakukan perbuatan yang dapat merugikan masyarakat itu sendiri. Pasalnya, pejabat pada hakikatnya merupakan pelayan masyarakat.

Lazim dalam pergantian pucuk pimpinan kepala daerah yang baru, terjadi sebuah perombakan sejumlah pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang merupakan peninggalan pimpinan kepala daerah sebelumnya. Menurut hemat penulis, hal itu adalah hal yang wajar.

Hanya saja, jika perombakan atau pun pergantian pimpinan SKPD hanya dilandasi atau berdasarkan pertimbangan politik balas budi tanpa melihat kompetensi yang dimiliki, maka terciptanya pemerintahan yang
baik,  yang dikampanyekan pasangan ini, itu hanyalah  ilusi semata.

Sekadar mengingatkan akan program yang menjadi jualan pada sejumlah kampanye pasangan Tafa'dal, agar dapat  mewujudkan dalam pemerintahannya.

Apalagi, soal pengalaman Andi Fahsar di birokrasi, tak usah diragukan lagi, yang bersangkutan  memulai karir birokrasinya sebagai Mantri Pamong Praja di Kecamatan Tanete Riattang pada 1992, hingga Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Pemkab Bone di 2002 lalu. Kemudian Andi Fahsar menjadi Wakil Bupati Bone periode 2003-2008 berpasangan dengan HAM Idris Galigo pada periode pertama. Masyarakat tentu menginginkan apa yang dijanjikan tersebut agar diwujudkan, apalagi suara masyarakat  yang diamanahkan kepada pasangan terpilih ini begitu besar. Akhir kata, semoga janji itu dapat diwujudkan.
Edy Arsyad
Edy Arsyad Seorang Pembelajar & Suka Melipir. Terus mengembangkan keterampilan penulisannya.
Posting Komentar