0
On this Article
Home  ›  Tidak Ada Kategori

Bocah 9 Tahun Terinfeksi HIV/AIDS

- Ditinggal Mati Kedua Orangtuanya



Bocah perempuan 9 tahun, sebut saja namanya Melati, ia sama sekali tidak memahami penyakit yang sedang dideritanya. Ia hanya terbaring lemas dengan tali infus terpasang di tangan kanannya.
 ...............................

Di ruang perawatan anak I Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tenriawaru inilah bocah perempuan dengan rambut sebahu itu dirawat. Tatapan mata Melati tampak kosong, sesekali menangis, dan memanggil tantenya, yang berada di sisi kirinya. Saat Melati menangis itulah, sang tante yang berada di sampingnya berusaha menenangkannya. 

Di sekujur tubuh murid yang masih diduduk dibangku Sekolah Dasar (SD) itu terdapat bercak merah, serta bercak putih di bagian lidahnya. Demikianlah kondisi bocah perempuan berusia 9 tahun yang terbaring lemas saat penulis menyambanginya, Senin, 4 Februari, lalu.

Melati pun dirujuk ke Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar, Kamis, 7 Februari, kemarin.  Setelah sebelumnya, bocah yang berkulit sawo matang itu dirawat di RSUD Tenriawaru Bone sejak 17 Januari lalu. Di usianya yang masih terbilang bocah itu, Melati sudah ditinggal mati oleh kedua orang tuanya. Sepeninggal kedua orang tuanya itulah, ia dirawat oleh paman dan tantenya.

Dokter spesialis anak yang menangani Melati, Dr Ahmad Gasim SpA, mengatakan, awalnya ia saat dirujuk ke RSUD Tenriawaru dikira hanya mengalami gejala usus buntu. Setelah lima hari dirawat, gejala penyakit usus buntunya pun hilang.Hanya saja, dua hari kemudian, yang bersangkutan mengalami demam tinggi yang disertai kejang-kejang, seperti kejang demam kompleks, di mana tidak diketahui penyebabnya apakah karena demam berdarah atau epilepsi.

Gejalanya pun, jelas dokter spesialis anak ini, seperti penderita demam berdarah trombosit tidak normal. Ahmad Gasim mengatakan, dari hasil pemeriksaan darah di Laborotorium, Melati pun dinyatakan terinfeksi Human Immunodeficiency Virus /Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV/AIDS). Ia pun dirujuk ke Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar untuk penanganan medis selanjutnya. Menurut dokter spesialis anak itu, dirinya baru menangani kasus anak yang terinfeksi HIV/AIDS.

Humas RSUD Tenriawaru Bone, Ramli, mengatakan, pasien bocah perempuan tersebut  meninggalkan RSUD Tenriawaru Bone sekira pukul 12.00 Wita, yang kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar. Selama perawatannya pasien tersebut menempati ruang perawatan anak I.

Terpisah, salah seorang keluarga Melati, yang meminta namanya untuk tidak dituliskan, mengatakan, ibu Melati sejak 7 tahun lalu meninggal dunia. Setahun kemudian, disusul ayahnya.  Sejak saat itulah, bocah berumur 9 tahun itu menjadi yatim piatu dan dirawat oleh keluarganya yang lain.

Dia mengatakan, pekerjaan semasa hidup ayah melati, tidaklah menentu. Pasalnya, ia kerap berganti-ganti pekerjaan, di mana yang bersangkutam pernah jadi sopir, pedagang barang campuran, hingga menjadi petani. Sedangkan ibu Melati hanyalah seorang Ibu Rumah Tangga (IRT)  biasa. Semasa hidupnya, yang bersangkutan pernah ke Malaysia. Tetapi, kepergiannya ke Malaysia bukan karena bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI)  tetapi hanya untuk berjalan-jalan.

Ayah melati sebelumnya, kata dia, sudah bersatus duda yang ditinggal mati oleh istri pertamanya, sebelum menikahi ibu Melati. Sedangkan, ibu Melati sudah janda yang berpisah dari suaminya sendiri. Baik ayah dan ibu Melati sebelum melangsungkan pernikahannya, sempat berpacaran. Hingga keduanya pun melanjutkannya ke jenjang pernikahan. Dari pernikahan keduanya itulah lahirlah Melati. Saat diusianya  sekitar 2 tahun, Melati ditinggalkan oleh ibunya. Kemudian disusul ayahnya.

Menurut dia, ibu Melati sendiri meninggal dunia karena sakit dengan sejumlah bercak merah pada sekujur tubuhnya, serta dengan kondisi badan yang kurus. Kondisi yang sama, kata dia,  dialami pula ayah Melati saat meninggal dunia. "Saat meninggal dunia kondisinya terdapat bercak merah, tapi tidak diketahui penyakit apa dideritanya,"jelasnya.

Sementara itu, staf Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan (Dinkes) Bone, Bustang SKM mengakui, setiap tahun, orang yang terinfeksi HIV/AIDS di Kabupaten Bone, meningkat. Dia merinci, untuk kasus orang yang terinfeksi HIV/AIDS di kabupaten ini, untuk 2010, sebanyak 5 orang yang positif HIV/AIDS. "Dari lima orang tersebut, tiga diantaranya sudah meninggal,"kata dia.

Pada 2011, kata Bustang, mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu sebanyak 10 orang yang terinfeksi penyakit mematikan ini. Dan sebanyak 3 orang penderita HIV/AIDS meninggal dunia.Sedangkan, sisanya itu, kata dia, saat ini menjalani pengobatan di Makassar. Sementara itu, pada 2012 sebanyak 3 orang yang terinfeksi penyakit tersebut.
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share
Additional JS